­
­

BAHASA JURNALISTIK

By Aisyah Nur Rahmah Febriani - Rabu, April 11, 2018


Bismillahirrahmanirrohim. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, berita tidak sama dengan karya tertulis lain seperti novel atau cerita pendek . Ia ditulis menggunakan bahasa Indonesia ragam jurnalistik. Sebab, berita ditulis dengan cara menunjukkan secara jelas apa yang menjadi prioritas utama berita menurut nilai berita (news value).

 

Ragam Jurnalistik :

1.    Menaati aturan ejaan yang berlaku (EYD)

2.    Menaati kaidah tata bahasa Indonesia yang berlaku

3.  Tidak meninggalkan prefiks me- dan prefiks ber, kecuali pada judul berita

4.    Menggunakan kalimat pendek dan lengkap (subjek, predikat, objek)

5.    Menggunakan kalimat logis. Satu kalimat hanya berisi satu gagasan

6.    Satu paragraf hanya terdiri dari 2 atau 3 buah kalimat. Kesatuan dan kepaduan antar kalimat harus terpelihara

7. Menggunakan bentuk aktif pada kata maupun kalimat. Bentuk kalimat pasif hanya digunakan..kalau memang perlu. Begitu juga kata sifat yang dibatasi pemakaiannya

8.   Kumpulankata mubazir seperti: adalah, merupakan, dari, daripada, dan sebagainya, dibatasi penggunaannya

9.    Kalimat aktif dan pasif tidak dicampur..adukkan dalam satu paragraf

10. Kata..asing dan istilah ilmiah yang terlalu teknis, tidak digunakan. Jika terpaksa, harus dijelaskan

11. Penggunaan singkatan dan akronim sangat dibatasi. Pada pertama kali singkatan dan akronim..digunakan, harus diberi penjelasan kepanjangannya

12. Penggunaan kata yang pendek didahulukan daripada kata panjang

13. Tidak menggunakan kata ganti orang pertama (saya dan kamu).Berita harus menggunakan..bentuk orang ketiga (dia, ia, mereka)

14. Kalimat kutipan ditempatkan pada akhir paragraf atau paragraf baru

15. Tidak memasukkan pendapat atau opini sendiri ke dalam..berita

16. Segala sesuatu yang menjadi hasil obervasi, dijelaskan secara spesifik melalui bentuk keterangan dalam kalimat

17. Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikatif. Jadi betul-betul harus dapat dipahami dengan mudah oleh para pembacanya

 

"KISS" 

(Keep It Short and Simple)

Usahakan agar tulisan itu singkat dan sederhana. Hindari kalimat rumit.

Bayangkan ketika kamu berbicara: jangan bertele-tele, apalagi nyerocos.

 Pilihlah kalimat yang pendek dan tepat, dan berceritalah.

 

Kesalahan

 

Kesalahan

 

Bahasa

 

Pers

 

Wartawan alias jurnalis sering dituding sebagai perusak bahasa Indonesia. Kesalahan itu, menurut pendidik dan pakar bahasa Indonesia J.S. Badudu, merata dari penggunaan ejaan, pemilihan kata, penghilangan unsur-unsur gramatikal, dan penyusunan kalimat-kalimat yang rancu.

 

1. Kalimat Rancu :

Kalimat rancu acapkali digunakan oleh wartawan karena kurangnya kemampuan

menggunakan bahasa Indonesia yang benar dalam jurnalistik. Kalimat rancu seperti

kesalahan penggunaan sufiks (akhiran) –kan  dan sufiks –I hampir setiap hari dilihat di surat

kabar. Contoh : - Dalam rapat itu membicarakan kasus Bank Century.

                              - Dalam rapat itu membicarakan kasus Bank Century.

2. Ejaan :

-Budiman di gugat oleh pegawainya.

-Budiman digugat oleh pegawainya.

3. Kaidah Tata Bahasa :

-Beliau mendengar ibukota RI telah ditaklukan Belanda.

-Beliau mendengar ibukota RI telah ditaklukkan Belanda.

4. Penggunaan Kata :

-Kasus perkara korupsi itu akan segera dilimpahkan ke pengadilan.

-Kasus korupsi itu akan segera dilimpahkan ke pengadilan.

5. Susunan Kalimat :

-Sewaktu digeledah petugas menemukan buku-buku terlarang di tasnya.

-Sewaktu tersangka digeledah, petugas menemukan buku-buku terlarang di tasnya.

 

Maka sebenarnya bahasa pers dan bukan pers itu SAMA SAJA, yakni sebagai alat untuk menyampaikan pesan.

Malah seharusnya bahasa pers lebih mudah dipahami oleh pembaca.

 

Tapi ada juga yang dengan sengaja ‘merusak’ bahasa.

Sejak bergulirnya era kebebasan pers, mulai bermunculan beberapa koran dan tabloid penganut the yellow journalism. Koran-koran atau tabloid-tabloid ini bukan hanya penuh sensasi, tetapi juga menjungkirbalikkan semua rambu-rambu penulisan bahasa jurnalistik.

 


Insert foto: Berita gosip bukan jurnalistik

 

Jadi menurut saya, bahwa JURNALISTIK memiliki tata bahasa sendiri yang harus mengikuti kaedah hukum penulisan JURNALISTIK. Berita tidak sama dengan karya tertulis lain seperti novel  atau cerita pendek . Tulisan JURNALISTIK harus singkat, jelas, dan sederhana , tidak bertele-tele.

Kesalahan-Kesalahan Bahasa Pers, diantaranya ialah Kalimat Rancu, Ejaan ,  Kaidah Tata Bahasa, Penggunaan Kata, & Susunan Kalimat. Bahasa pers atau bukan pers sama saja cuman pers diutamakan untuk memudahkan pembaca lebih paham akan informasi yang baru.

        Demikian, hasil review yang saya paparkan kali ini  semoga memberikan manfaat, memberikan motivasi, dan berbagi pengalaman kepada para pembaca sekalian karena saya bersyukur dapat berbagi ilmu dan pengalaman yang saya miliki. Mohon maaf, jika ada salah kata dan khilaf dalam ketikan saya. Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

  • Share:

You Might Also Like

0 Komentar

Berkomentarlah dengan sopan dan santun