BAHASA JURNALISTIK
Bismillahirrahmanirrohim.
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, berita tidak sama dengan karya
tertulis lain seperti novel atau cerita pendek . Ia ditulis menggunakan bahasa Indonesia ragam jurnalistik. Sebab, berita ditulis dengan cara menunjukkan secara jelas apa yang menjadi prioritas utama berita menurut nilai berita (news
value).
Ragam Jurnalistik :
1. Menaati aturan ejaan yang berlaku (EYD)
2. Menaati kaidah tata bahasa Indonesia
yang berlaku
3. Tidak meninggalkan prefiks me- dan prefiks ber, kecuali pada judul berita
4. Menggunakan kalimat pendek dan lengkap (subjek, predikat, objek)
5. Menggunakan kalimat logis. Satu kalimat hanya berisi satu gagasan
6. Satu paragraf hanya terdiri dari 2 atau 3 buah kalimat. Kesatuan dan kepaduan antar kalimat harus terpelihara
7. Menggunakan bentuk aktif pada kata maupun kalimat. Bentuk kalimat pasif hanya digunakan..kalau memang perlu. Begitu juga kata sifat yang dibatasi pemakaiannya
8. Kumpulankata mubazir seperti: adalah, merupakan, dari, daripada, dan sebagainya, dibatasi penggunaannya
9. Kalimat aktif dan pasif tidak dicampur..adukkan dalam satu paragraf
10. Kata..asing dan istilah ilmiah yang terlalu teknis, tidak digunakan. Jika terpaksa, harus dijelaskan
11. Penggunaan singkatan dan akronim sangat dibatasi. Pada pertama kali singkatan dan akronim..digunakan, harus diberi penjelasan kepanjangannya
12. Penggunaan kata yang pendek didahulukan daripada kata panjang
13. Tidak menggunakan kata ganti orang pertama (saya dan kamu).Berita harus menggunakan..bentuk orang ketiga (dia, ia, mereka)
14. Kalimat kutipan ditempatkan pada akhir paragraf atau paragraf baru
15. Tidak memasukkan pendapat atau opini sendiri ke dalam..berita
16. Segala sesuatu yang menjadi hasil obervasi, dijelaskan secara spesifik melalui bentuk keterangan dalam kalimat
17. Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikatif. Jadi betul-betul harus dapat dipahami dengan mudah oleh para pembacanya
"KISS"
(Keep
It Short and Simple)
Usahakan
agar tulisan itu singkat dan sederhana. Hindari kalimat rumit.
Bayangkan
ketika kamu berbicara: jangan bertele-tele, apalagi nyerocos.
Pilihlah
kalimat yang pendek dan tepat, dan berceritalah.
Kesalahan
Kesalahan
Bahasa
Pers
Wartawan alias jurnalis sering dituding
sebagai perusak bahasa Indonesia. Kesalahan itu, menurut
pendidik dan pakar bahasa Indonesia J.S. Badudu, merata dari penggunaan ejaan, pemilihan kata, penghilangan unsur-unsur gramatikal, dan penyusunan kalimat-kalimat yang rancu.
1.
Kalimat Rancu :
Kalimat
rancu acapkali digunakan oleh wartawan karena kurangnya kemampuan
menggunakan
bahasa Indonesia yang benar dalam
jurnalistik. Kalimat rancu seperti
kesalahan penggunaan sufiks (akhiran) –kan dan sufiks –I hampir setiap hari dilihat di surat
kabar.
Contoh
: - Dalam rapat itu membicarakan kasus Bank
Century.
- Dalam rapat itu membicarakan kasus Bank
Century.
2. Ejaan
:
-Budiman di
gugat oleh pegawainya.
-Budiman digugat oleh
pegawainya.
3. Kaidah
Tata Bahasa :
-Beliau
mendengar ibukota RI telah ditaklukan Belanda.
-Beliau mendengar ibukota RI telah ditaklukkan Belanda.
4.
Penggunaan Kata :
-Kasus perkara korupsi
itu akan segera dilimpahkan ke pengadilan.
-Kasus
korupsi itu akan segera dilimpahkan ke pengadilan.
5.
Susunan Kalimat :
-Sewaktu
digeledah petugas menemukan buku-buku terlarang di tasnya.
-Sewaktu tersangka digeledah,
petugas menemukan buku-buku terlarang di tasnya.
Maka sebenarnya bahasa pers dan bukan pers itu SAMA
SAJA, yakni sebagai alat untuk menyampaikan pesan.
Malah seharusnya bahasa pers lebih mudah dipahami oleh pembaca.
Tapi ada juga yang dengan sengaja ‘merusak’ bahasa.
Sejak bergulirnya era kebebasan pers,
mulai bermunculan beberapa koran dan tabloid penganut the yellow
journalism. Koran-koran atau tabloid-tabloid ini bukan hanya penuh sensasi,
tetapi juga menjungkirbalikkan semua rambu-rambu penulisan bahasa jurnalistik.
Insert foto:
Berita gosip bukan jurnalistik
Jadi menurut saya, bahwa JURNALISTIK
memiliki tata bahasa sendiri yang harus mengikuti kaedah hukum
penulisan JURNALISTIK. Berita tidak sama dengan karya tertulis lain seperti novel
atau cerita pendek . Tulisan JURNALISTIK harus singkat,
jelas, dan sederhana , tidak bertele-tele.
Kesalahan-Kesalahan Bahasa Pers, diantaranya ialah Kalimat Rancu, Ejaan , Kaidah Tata Bahasa, Penggunaan Kata, & Susunan Kalimat. Bahasa pers atau bukan pers sama saja
cuman pers diutamakan untuk memudahkan pembaca lebih paham akan informasi yang
baru.
Demikian, hasil review yang saya paparkan kali ini semoga
memberikan manfaat, memberikan motivasi, dan berbagi pengalaman kepada para
pembaca sekalian karena saya bersyukur dapat berbagi ilmu dan pengalaman yang
saya miliki. Mohon maaf, jika ada salah kata dan khilaf dalam ketikan saya.
Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
0 Komentar
Berkomentarlah dengan sopan dan santun