ULASAN FILM THE STONING OF SORAYA TAHUN 2008
Identitas Film: The Stoning of Soraya
Asal Film: Amerika Serikat
Durasi Film: 1 Jam 54 Menit
Jenis Film: Drama
Sutradara Film: Cyrus Nowrasteh
Penulis Film:
Betsy Giffen Nowrasteh dan Cyrus Nowrasteh
Studio Film: Mpower Pictures
Tahun Rilis Film: 2008
Pemain Film: Mozhan Marno, Shohreh Aghdashloo, Jim Caviezel,
Ali Pourtash, dan David Dian
Estimasi Biaya: Tidak Diketahui
Keuntungan Penjualan: 1.120.476 Juta Dollar Amerika Serikat
Penilaian Film Imdb: 7.9/10 (20.000 Penilaian)
Penilaian Film Rotten Tomatoes: 59%/100% (86 Penilaian)
Pengulas Film: Aisyah Nur Rahmah Febriani
Website Pengulas Film: https://belajarmenjadigurusejati.blogspot.com
Bismillahirrahmanirrohim.
Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, saya tertarik pada film tentang kisah nyata. Maka saya
mengambil film “The Stoning of Soraya” ini, film ini akan mengupas tentang ketidak adilan
pada hukuman rajam atas kasus perzinahan yang dituduhkan pada Mozhan Marno.
Perjalanan awal film ini, diawali dengan kunjungan
seorang wartawan luar negeri keturunan Perancis-Iran, bernama Jim Caviezel ke salah
satu pedesaan Iran. Wartawan tersebut sedang melakukan perjalanan berkeliling Iran
untuk melihat-lihat kampung halaman orang tuanya. Tidak disangka bahwa
perjalanan tersebut akan membawanya pada kisah hidup dilema ketidak adilan dan
ketidak berdayaan perempuan-perempuan Iran menghadapi tuduhan palsu dan
peradilan yang semena-mena pada mereka.
Jim Caviezel melihat seorang perempuan bernama Shohreh
Aghdashloo yang berbisik dan melambai secara pelan-pelan padanya. Jim Caviezel
mencoba mengobrol dengan Shohreh Aghdashloo tetapi tiba-tiba didatangi
segerombolan pemuka desa, Ali Pourtash, David Dian, dan para lelaki desa itu. Para
pemuka desa melarang Jim Caviezel untuk berbicara dengan Shohreh Aghdashloo
karena Shohreh Aghdashloo dianggap sudah gila oleh mereka.
Shohreh Aghdashloo tidak pantang menyerah, dia pun
berusaha mencari celah saat Jim Caviezel sendirian untuk mengobrol tentang kasus
keponakannya, Mozhan Marno. Jim Caviezel mengikuti petunjuk kertas lokasi rumah
Shohreh Aghdashloo. Kemudian, Jim Caviezel dan Shohreh Aghdashloo dapat bertemu
empat mata untuk berbicara ketidak adilan kasus keponakannya Mozhan Marno. Shohreh
Aghdashloo menceritakan kasus tuduhan palsu dan peradilan yang semena-mena
terhadap Mozhan Marno, Shohreh Aghdashloo tahu kalau Jim Caviezel dapat
menceritakan kenyataan pahit itu agar tidak ada lagi Mozhan Marno-Mozhan Marno
lainnya di Iran.
-
Mozhan
Marno
Mozhan Marno dapat
berakting dengan baik sebagai istri yang patuh, pekerja keras, pandai menjahit
pakain-pakaian, dan merawat putra-putrinya. Mozhan Marno disamping itu, Mozhan
Marno dapat memperlihatkan mimik wajah tabah dan tegar menghadapi tuduhan dan hukuman
yang dijatuhkan kepadanya.
-
Shohreh
Aghdashloo
Shohreh Aghdashloo
memerankan sosok yang baik, tabar, tegar, dan sekaligus suka mengatakan hal kritis
nan tajam. Shohreh Aghdashloo juga perempuan yang tangguh dalam berakting di bawah
teriknya matahari gurun pasir Iran karena Shohreh Aghdashloo sudah berusia 56
tahun pada saat syuting dilakukan untuk film ini.
-
Jim
Caviezel
Jim Caviezel tepat
menggambarkan sosok wartawan luar negeri karena memiliki postur tubuh eropa
yang berwarna kulit putih, bermata biru, berambut pirang, dan berbadan tinggi
besar. Kualitas akting Jim Caviezel cukup bagus sebagai wartawan.
-
Ali
Pourtash
Ali Pourtash berakting
bagus sebagai sebagai suami yang jahat dan kejam yang suka menganiaya istri dan
anaknya. Saking bagusnya saya sebagai penonton ingin menimpul Ali Pourtash.
-
David
Dian
David Dian berperan
sebagai gubernur sekaligus hakim dipengadilan kasus Mozhan Marno. David Dian
berakting pada awalnya terlihat adil dan tegas tetapi saat perjalan film entah
aktingnya atau memang alurnya, David Dian menjadi hakim yang bimbang dan berat
sebelah karena terlihat membela kaumnya sendiri.
Hikmah yang dapat
diambil dalam film ini, bahwa jika menggelar suatu kasus peradilan maka harus
dilakukan dengan baik dan benar. Jangan pernah berat sebelah dan mendukung
suatu kaum manapun karena akan menjadi kerugian baik bagi diri sendiri dan bagi
kaum tersebut atas pendirian mereka.
Kasus di film ini
adalah kasus yang nyata terjadi di Iran, sebagai sesama umat manusia hendaknya
kita dapat mengambil nilai agar tidak mencontoh perbuatan tercela tersebut. Karena
perbuatan tercela tersebut akan dinilai baik di dunia dan di akhirat kelak.
v Komentar Film IMDB
Ø
Dari Komentator terbaik:
“Penting dan bergerak. Saya hampir
tidak pergi menonton film Hukum Rajam Soraya karena grafik yang saya dengar,
tetapi saya diundang ke pemutaran awal dan itu mengejutkan saya. Ini
mengejutkan dan sulit, tetapi saya merasa semua orang perlu melihat film ini
untuk memahami apa yang dihadapi para wanita ini. Tentu saja kita perlu aktif
untuk hak-hak perempuan dan hak asasi manusia di mana-mana, dan saya berharap
ini akan lebih menyadarkan orang akan hal itu. Semua kekerasan fisik dalam film
ini dibuat menggambarkan kekerasan emosional yang diterima setiap hari oleh kebanyakan
perempuan di setiap negara. Film ini juga diambil dengan sangat indah dengan
skor yang bagus dan tidak sabar untuk melihat apakah film itu naik untuk
Academy Award.”
v Penilaian Film Rotten Tomatoes
Ø
Dari kritikus film, Nigel Andrews (Financial Times) tahun
2010:
“Film mengerikan ini tidak menyisakan detail
fisik atau emosional.”
Ø
Dari penonton film, Lee Cassanell tahun 2018:
“Jika Anda duduk mengharapkan hiburan dan tertawa maka Anda akan kecewa, tetapi jika Anda ingin tergerak dan tercerahkan maka ini adalah salah satu film untuk Anda.”
Insert video: Trailer film the stoning of soraya tahun 2008
Demikian, ulasan film yang telah saya bagikan dan semoga memberikan
manfaat, memberikan motivasi, dan berbagi pengalaman kepada para pembaca
sekalian karena saya bersyukur dapat berbagi ilmu dan pengalaman yang saya
miliki. Mohon maaf, jika ada salah kata dan khilaf dalam ketikan saya.
Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.
0 Komentar
Berkomentarlah dengan sopan dan santun