­
­

ULASAN FILM WADJDA TAHUN 2012

By Aisyah Nur Rahmah Febriani - Kamis, Juni 09, 2022

 

 

Identitas Film: Wadjda

Asal Film: Arab

Durasi Film: 1 Jam 38 Menit

Jenis Film: Drama

Sutradara Film: Haifa Al-Mansour

Penulis Film: Haifa Al-Mansour

Studio Film: Razor Film Production

Tahun Rilis Film: 2012

Pemain Film: Waad Mohammed, Abdullrahman Al-Gohani, Reem Abdullah, Ahd Hassan Kamel, dan Sultan Al-Assaf

Estimasi Biaya: Tidak Diketahui

Keuntungan Penjualan: 6,499,169 Juta Dollar Amerika Serikat

Penilaian Film Imdb: 7.5/10 (20.000 Penilaian)

Penilaian Film Rotten Tomatoes: 99%/100% (122 Penilaian)

Pengulas Film: Aisyah Nur Rahmah Febriani

Website Pengulas Film: https://belajarmenjadigurusejati.blogspot.com

 

Bismillahirrahmanirrohim. Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, kali ini saya ingin menonton film dari timur tengah untuk mencari film dengan gaya baru. Film “Wadjda” ini memiliki gaya yang berbeda dnegan film barat karena film “Wadjda” ini saya rasa terasa polos, murni, dan apa adanya tanpa diberikan bumbu-bumbu penyedap.

Langsung saja akan saya bahas, film Wadjda” ini mengangkat tema keluarga dan kesetaraan. Saya nilai film polos ini sangat berani mengupas kesetaraan jenis yang biasanya sangat jarang disenggol film-film lainnya.

Film yang mengupas sudut pandang Waad Mohammed, seorang gadis kecil lugu dan polos yang ingin sekali memiliki sepeda untuk bermain bersama temannya. Waad Mohammed pun cocok memerankan anak yang berkepribadian cerdik, teguh, keras kepala, dan banyak akal untuk mencapai keinginannya. Waad Mohammed memulai menjual aksesoris gelang, pengantar surat, hingga mengikuti kelompok mengaji Al-Qur’an demi memenangkan hadiah uang lomba sebesar 1.000 dirham untuk membeli sepeda impiannya.

Pada film ini juga ditunjukan banyak gambaran ketidak setaraan seperti anak perempuan tidak boleh bermain sepeda seperti anak laki-laki, anak perempuan banyak yang dinikahkan pada usia yang sangat belia tanpa bekal persiapan menikah yang matang, dan perempuan dinilai tidak berharga jika tidak melahirkan anak laki-laki sebagai penerus nama keluarga.

-      Waad Mohammed

Waad Mohammed sangat cocok memerankan Wadjda, karena dinilai polos, lugu, murni, cerdik, dan pandai berekspresi. Waad Mohammed membuat penonton gemas akan aksi kecerdikannya dan kocaknya.

-      Abdullrahman Al-Gohani

Abdullrahman Al-Gohani cukup bagus berperan sebagai teman masa kecil Waad Mohammed, yang baik, lugu, polos, dan pandai berakting. Abdullrahman Al-Gohani cukup menghibur saat menjahili Waad Mohammed dan menyatakan perasaan akan menikahi Waad Mohammed.

-      Reem Abdullah

Reem Abdullah berakting bagus sebagai ibu Waad Mohammed, Reem Abdullah tepat menggambarkan istri yang ikhlas, setia, sabar, dan tabah menghadapi cobaan rumah tangganya karena dorongan perceraian dari ibu mertuanya dengan alasan tiada anak laki-laki lahir dari dirinya.

-      Ahd Hassan Kamel

Ahd Hassan Kamel berakting bagus sebagai guru yang berpendidikan, tegas, dan adil saat terdapat siswi-siswi melakukan pelangaran seperti menjual beli gelang sepak bola, tidak mengenakan kerudung, bertukar surat cinta, dan membaca majalah. Tetapi saya nilai Ahd Hassan Kamel tidak bijak saat menarik uang lomba menghafal Al-Qur’an dari Waad Mohammed setelah mendengarnya ingin membeli sepeda dan malah langsung menarik uang lomba serta tidak bertanya untuk berdonasi ke palestina. Hal itu yang membuat penonton terheran-heran.

-      Sultan Al-Assaf

Sultan Al-Assaf berakting bagus saat menjadi ayah Waad Mohammed yang baik, ramah, dan sopan. Sultan Al-Assaf awalnya disukai saya yang sebagai penonton karena melihat keramahannya dalam menjalin hubungan pada istri dan anaknya, tetapi saya dibuat kecewa saat Sultan Al-Assaf memilih mengikuti perkataan ibunya untuk menikah lagi hanya demi memiliki anak laki-laki. Adegan itu yang membuat saya sangat bersedih.

Hikmah yang dapat kita ambil dari film ini adalah adanya sindiran atau sarkasme tentang membahas ketidakadilan untuk anak perempuan yang tidak diperbolehkan bermain sepeda seperti anak laki-laki seharusnya diperbolehkan karena bersepeda bukan termasuk dosa bisa saja diakali dengan menutup aurat dengan memakai rok panjang yang didalamnya dilapisi celana panjang agar tidak terlihat aurat perempuannya, seharusnya anak perempuan tidak boleh yang dinikahkan pada usia yang sangat belia tanpa bekal persiapan menikah yang matang karena usianya dan tubuhnya masih anak-anak yang notabennya masih harus mengalami pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut, dan di film ini membahas kalau perempuan dinilai tidak berharga jika tidak melahirkan anak laki-laki sebagai penerus nama keluarga, tidak ada alasan apapun untuk pembenaran menyudutkan perempuan sedemikian rupa karean sejatinya anak tidak bisa memilih dilahirkan oleh siapa, tidak dapat memilih lahir dikeluarga bagaimana, apalagi anak juga tidak bisa lahir dalam jenis kelamin apa perempuan atau laki-laki.

Maka patut kita syukuri apapun yang kita miliki dan kita dapatkan karena bisa saja itu nanti akan diambil oleh pemilik kuasa kita semua, yakni: Allah S.W.T. yang Maha Besar dan Maha Adil.

v Komentar Film IMDB

Ø  Dari Komentator terbaik:

“Wadjda adalah film yang sangat bagus meskipun menurut saya banyak sensasi dan kegembiraan yang akan datang selama musim penghargaan adalah tentang konteksnya seperti halnya tentang film itu sendiri – meskipun ini bukan hal yang buruk dengan cara apa pun. Pembuatnya berjalan dengan sangat baik – tidak membuat kritik langsung seperti menceritakan kisah yang menarik dan hangat yang darinya muncul kritik dan diskusi yang jelas yang bisa dilakukan. Ini melakukan ini dengan sangat baik dan layak untuk dilihat sebagai film serta pernyataan.”

v Penilaian Film Rotten Tomatoes

Ø  Dari kritikus film, Deborah Ross (The Spectator) tahun 2018:

“Meskipun orang-orang akan berbicara tentang bagaimana hal itu melanggar batas dan bagaimana perintisnya, bukan itu yang paling perlu Anda ketahui. Apa yang paling perlu Anda ketahui adalah bahwa itu menarik, melibatkan, mengharukan, sebuah film yang sangat bagus dengan sendirinya.”

Ø  Dari penonton film, Alexa Dalby tahun 2019:

“Wadjda film yang tidak menggambarkan amarah atau sentimental saja. Sebaliknya film itu berubah menjadi kisah yang menghangatkan hati dan positif dengan beberapa tawa dan air mata di sepanjang jalan.”

 

Insert video: Trailer film wadjda tahun 2012

 

Demikian, ulasan film yang telah saya bagikan dan semoga memberikan manfaat, memberikan motivasi, dan berbagi pengalaman kepada para pembaca sekalian karena saya bersyukur dapat berbagi ilmu dan pengalaman yang saya miliki. Mohon maaf, jika ada salah kata dan khilaf dalam ketikan saya. Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

  • Share:

You Might Also Like

0 Komentar

Berkomentarlah dengan sopan dan santun